PKN

Rabu, 22 Juni 2011

1. BUDAYA POLITIK INDONESIA

Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan rnampu:
·         Mendeskripsikan pengertian budaya politik
·         Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
·         Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
·         Menampilkan peran serta budaya politik partisipan
Aktivitas suatu kelompok masyarakat selalu menggambarkan budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Ketika kalian bertemu dengan seseorang dari kelompok masyarakat yang berbeda dengan kalian. maka secara langsung kalian akan bisa menyimpulkan budaya dari masyarakat tersebut, karena pada hakikatnya kalian tengah beraktivitas dengan budaya yang melekat dalam diri anggota masyarakat tersebut. Mengapa bisa demikian?
Kebudayaan tercermin salah satunya dalam perilaku manusia pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek politik. Dalam kehidupan politik kebudayaan tercermin dalam konsep budaya politik. Pada dasarnya kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya, sehingga setiap masyarakat mempunyai budaya politik yang berbeda pub satu sama lainnya.
Pada bab ini kalian akan diajak untuk mempelajari lebih jauh tentang budaya politik Indonesia. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian mampu mendeskripsikan pengertian budaya politik, menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dal am masyarakat Indonesia, mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik, dan menampilkan peran serta dalam budaya politik partisipan.
A. BUDAYA POLITIK
Sistem politik suatu negara selalu diliputi oleh berbagai perilaku potitik yang ditampilkan oleh warga negaranya. Setiap perilaku yang ditampilkan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan budaya politik yang dimiliki. Meskipun berada dalam satu negara, akan tetapi budaya politik yang dimiliki oleh setiap warga negara berbeda sesuai dengan kelompoknya atau lingkungan tempat dia tinggal.
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi mengenai budaya politik. Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalian mampu mendeskripsikan pengertian budaya politik, mengidentifikasi ciri-ciri budaya politik, dan menyimpulkan budaya politik yang berkembang di masyarakat.


Mernahami Pendidikan Kewarganegaraan SMK Kelas XI


Gambar 1.1
Krgiatan Pemilihan Urnum merupakan cermiaan dart budaya politik masyarakat
(Sumber! www.td.,mcom.arg)
1. Pengertian budaya politik
Sebelum mendapatkan materi bab ini, apakah kalian pernah mendengar istilah budaya politik? Mika beium, melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kalian akan diperkenalkan dengan istilah buoktva politik. Apa sebenarnya budaya politik itu? Budaya politik dibangun dart dua kata yaitu budaya dan politik. Untuk memahami pengertian budaya politik, terlebih dahulu kalian harus memahami pengertian konsep budaya dan politik. Berikut dipaparkan pengertian konsep tersebut.
Secara harfiah, kata budaya berasal dart bahasa Sansekerta, yaitu buddim•ah, ialah bentuk jamak dart braldhl yang berarti hudi atau akal. Dengan demikian kebudayaan itu dapat diartikan hal­hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Banyak pakar yang memberikan bat asan atau pengertian terhadap konsep budaya, di antaranya sebagai berikut!
1)        Sir Edward Taylor rnenyebutkan bahwa kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dart pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat. dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2)        Soerjono Soekanto, menyatakan bahwa budaya terdiri dart segala sesuatu yang dipelajari dart pola-pola perilaku yang normatif, yang mencakup segala cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak.
3)        Koentjaraningrat, mendefinisikan kebudayaan sebagai kes.eturuhan gagasan dan karya manusia yang hams dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dart hasil budi don karyanya itu.
4)        Selo Soentardjan dan Soelaeman Soemardi, mengusulkan definisi kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Ka rya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang diperlukan oleh masyarakat untuk menguasai alarn di sekitamya, agar kekuatannya serta hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma-norma dan nilai-nilai kemasya­rakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kentasyarakatan dalam arti lugs. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir dart orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu-ilmu pengetahuan, baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk diamalkan dalam kehidupan masyarakat.
5)        Harsojo, menyimpulkan bahwa kebudayaan meliputi seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat..


B. TIPOLOG1 BUDAYA POLITIK
Budaya politik merupakan salah satu komponen terpenting dalam suatu sistem politik. Budaya politik menunjukkan ciri khas dari perilaku politik yang ditampilkan oleh indiviclu yang terintegrasi dalam beberapa kelompok masyarakat ataupun suku bangsa. Oleh karena itu budaya politik yang dimilikinya pun berbeda-beda.
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi tentang tipologi budaya politik. Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalian ma mpu rnendeskripsikan tipe-tipe budaya politik dan menyimpulkan tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
1. Tipe-tipe budaya politik
Budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat tentu saja sangat beragam. Hal ini dikarenakan orientasi dan peranan yang dimiliki oleh setiap masyarakat pun beragam. Di dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kalian akan menemulcan beberapa perilaku claim kegiatan politik yang menggantharkan orientasi dan peranan suatu kelompok masyarakat sebagai berikut:
a.          Dalam Pemilihan Umurn, tidak menutup kemungkinan kalian akan menemukan orang yang mengaku memilih partai tertentu karena diberi uang oleh pengurus partai yang bersangkutan. Atau memilih partai yang sama dengan atasan supaya dinaikkan pangkatnya.
b.         Ada orang yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah dan selalu memberikan masukan kepada pemerintah.
c.          Ada juga orang hanya peduli pada kepentingan daerah asalnya, dia lama sekali tidak memperhatikan kepentingan bangsa dan negara.
d.         Ada pula orang yang masa bodoh atau tidak peduli dengan berbagai kegiatan politik yang berlangsung di negaranya.
Keempat contoh di atas merupakan cerminan dari budaya politik suatu masyarakat. Budaya politik masyarakat merupakan gambaran orientasi dan peranan masyarakat dalam setiap aspek kehidupan politik. Berkaitan dengan hal tersebut, Almond dan Powell membagi budaya politik ke dalam tiga tipe, yaitu budaya politik parokial, subjek dan partisipan. Untuk lebih jelasnya berikut ini dipaparkan penjelasan ketiga tipe budaya politik tersebut.
Di dalam kepustakaan-kepustakaan politik, budaya politik parokial sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit. Dikatakan sempit karena orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup yang sempit. Orientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas pada lingkungan atau wilayah tempat is tinggal. Dengan kata lain, persoalan-persoalan di luar wilayahnya tidak diperdulikannya.
Menurut Rusadi Kantaprawina, budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan seclerhana, dengan ciri khas yaitu belum adanya spesialisasi tugas atau peran, sehinggga para pelaku politik belum memil iki peranan yang khusus. Dengan kata lain, satu peranan dilakukan bersamaan dengan peranan yang lain. Misalnya, aktivitas dan peranan pelaku politik dilakukan bersamaan dengan perannya dalam bidangkehidupan lainnya seperti bidang ekonomi den agama.
Di dalam budaya politik parokial, masyarakat tidak menaruh minat terhadap objek-objek politik secara sepenuhnya. Adapun yang menonjol dalam budaya politik parokial adalah adanya kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kekuasaan politik di dalam masyarakat yang dipegang oleh kepala adat atau kepala suku. Selain sebagai pemimpin politik, kepala adat atau kepala suku berperan juga sebagai pemimpin agama, dan pemimpin sosiaI.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam budaya politik parokial tidak dijunipai spesialisasi tugas dan peran dalam kegiatan politik. Kalaupun mungkin ada, dalam intensitas atau kadar yang masih rendah, sehingga tingkat partisipasi politik masyarakatnya pun masih rendah.

Tipe budaya politik ini agak lebilt baik dartt.ilu pertain:1. masyarakat atau individu yang bertipe budaya politik subjek telah memiliki perhatian dan nunat terhadap sistem politik. Hal ini diwujudkan dengan berbagai peran politik yang sesuai dengan kedudukannya. Akan tetapi peran politik yang dilakukannya masih terbatas pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengattn‑
..  masyarakat. Individu atau masyarakat hanya menerima at uran tersebut secara pasrah. Tidak ada keinginan atau hasrat untuk nienilai, menel.ania atau bankan mengkeitiai setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Dalam budaya politik subjek, individu atau tn -syaaraktt berkedudukan sebagai kaula atau dalam istilah masyarakat dawn disebut kan,ula gusti. nt-t!iy:t z-;bdilpengikut setia pemerintah/raja, yang posisinya cenderung pasif. Mereka mengaraaaip bal-ava dirinya tidak berdaya mempengaruhi atau merubah sistem politik, Oleh karena itn maraka ine»yerah dan turut raja kepada semua kebijaksanaan dan keputusan para pemegang kekti asaan (-Warn masyarakatnya.
Budaya politik partisipan merupakan tine budaya politik yang ideal. Dalam budaya politik partisipan individu atau masyarakat telah mem iiiki perhatian, kesadaran, minat serta peran politik yang sangat luas. Ia mampu memainkan peran baik dalam proses input (yang berupa pemberian tun.tutan dan dukungan terhadap sistem politik !maul-m datum proses output (pelaksana, penilai, dan pengkritik setiap kebijaksanaan dan keputusan politik pemerintalia
Kondisi yang diciptakan oleh budaya politik partisipan adalah kondisi masyarakat yang ideal dengan tingkat partisipasi politik yang sangat tinggi. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi apabila diupayakan secara optimal oleh segenap lapisan ma.syarakat dan pemerintah melalui berbagai kegiatan yang positif.
Daya kritis masyarakat sudah sepatutnya dibnagun dan disempurnakan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa daya kritis masyarakat yang sangat tingai, akan menjadi alat kontrol yang efektif terhadap berbagai kebijakan yang diketuarkan oleh para pemegang kekuasaan. Dengan demikian, akan tercipta kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyentuh terhadap aspirasi, keinginan dan kepentingan masyarakat.
Pada kenyataannya, ketiga budaya politik sebagaimana diuraikan di atas tidak dapat bird: sendiri. Tipe budaya politik yang satu tidak &pat menggantikan tine budaya politik lainnya. Almond dan Verba menyimpulkan bahwa budaya politik warga negara adalah budaya politikcampuran yang di dalanmya banyak individu  politik, yang aktif dala politik, tetapi banyak pula yang mengambil peranan sebagai subjek yang pasif. Budaya politik campurAlmondini menurut Almond clan Verbct, terdiri dari tiga
a.           Text Box: bentukBudaya politik subjek-parokial..Dalam budaya politik ini sebagian besar penduduk menolak tuntutan-tuntutan masynrakat kesukuan Mau, feudal, don telah mengembangkan kesetiaan terhadap sistem politik yang lebih 1•ompleks dengan struktur-struktur pemerintahan pusat yang bersifat khusus.
b.      Budaya politik subjek-partisipan Dalam budaya politik ini, sebagian besar penduduk telah memperoleh orientasi-orientasi input yang bersifat khusus dan serangkaian orientasi pribadi sebagai seorang aktifis. Sementara sebagian penduduk lainnya tents berorientasi ke arah struktur pemerintah yang otoriter clan secara relatifmemiliki saran gkaian orientasi pribadi yang pasif.
c.           Budaya politik parokicd-pa            Budaya politik ini berlaku cli negara-negara berkembang yang
pada umumnya masyarakat lebih berbudava politik parfrkial, okan tetapi norma-norma dalam struktur pemerintahan yang diperkenalkan kepada masyarakat biasanya bersifat partisipan.
Tipe-tipe budaya politik di atas merupakar. suatu sub-sistem dari kebudayaan yang berlaku uni­versal. Sehingga tidak bisa terlepas dari pengaruh kabudayaan universal tersebut.. Dengan kata lain, budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat clengan ciri-ciri yang khas.

Perkembangan tipe budaya politik masyarakat Indonesia
Dari uraian di atas kalian telah mendapatkan gambaran mengenai tipe-tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat. Nah, bagaimana dengan budaya politik masyarakat Indonesia sendiri?
Nlenurut Ruadi Kantaprawira. budaya politik Indonesia sampai saat ini belum mengalami
- :-)ahan. Hal ini dapat dimengerti, karena menurut hukum-hukum perkembangan masyarakat, Da.han yang nienyangkut kebudayaan cenderung berjalan lambat. Sedangkan di sisi lain, sistem ti Indonesia sudah beberapa kali berubah, yaitu dari sistem politik demokrasi liberal ke sistem
demokrasi terpimpin dan terakhir beralih ke sistem politik demokrasi Pancasila. Budaya politik berlaku dalam ketiga sistem politik ini cenderung tetap. Untuk lebih jelasn,ya, berikut ini aparkan kesimpulan sementara ten tang budaya politik Indonesia:
Budaya politik Indonesia di satu pihak masth bersifat parokial-kaula, dun budaya politik partisipan di lain pihak. Di satu sisi rakyat Indonesia masih ketinggalan dalam menggunakan hak dan menjalankan tanggung jawab politiknya, hal ini mungkin disebabkan oleh ketertutupan dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan primordialisme. Sedangkan di sisi lain, para elit politik menunjukkan partisipasi aktifnya dalam setiap kegiatan politik. Dengan demikian jelas terlihat bahwa budaya politik Indonesia merupakan budaya politik campuran yang diwarnai oleh besarnya pengaruh budaya politik parokial-kaula.
Sifat ikatan primordial masih beraltar heat dalant masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui indikatornya berupa sikap mengu tam akan kepentingan daerah, suku, dan agamanya. Misalnya, pada proses pemilihan kepala daerah, masyarakat cenderung memilih calon kepala daerah yang berasal dart daerahnya (putra asli daerah daripada calon yang berasal dari luar daerahnya, tanpa melihat kualitas atau kemampuan yang dim ilikinya.
Keeenderungan budaya politik Indonesia yang masih memegang /mat paternalisme. Saiah satu indikatornya adalah munculnya sifat bapakisme atau sikap asal bapak senang dalam setiap hal. Budaya tersebut saat ini sudah mulai berkurang untuk birukrasi di tingkat pusat, akan tetapi di tingkatan yang Iebih bawah budaya tersebut masih berkembang. Misalnya, sebagian masyarakat cenderung memilih partai politik yang sesuai dengan pilihan atasannya dengan pertimbangan supaya mendapatkan perhatian lebih.
Uraian di atas merupakan gambaran nyata budaya politik masyarakat Indonesia saat Mi. Meskipun tingkat partisipasi politik masyarakat sudah mulai meningkat, tidak berarti budaya partisipan secara murni telah terwujucl, melainkan budaya tersebut merupakan campuran antara budaya politik partisipan, dengan parokial serta subjek (kaula ).
Latihan Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! I. Jelaskan tiga tipe budaya politik menurut Almond dan Powell!
2.      Mengapa suatu tipe budaya politik tidak dapat berdiri sendiri?
3.      Jelaskan tiga tipe budaya politik campuran menurut Almond dan Verba!
4.    Jelaskan bagaimana proses perkembangan budaya politik masyarakat Indonesia! Tugash5
Buatlah lima buah kliping yang memuat peristiwa-peristiwa yang merupakan perwujudan dari budaya politik Indonesia! Berikan analisis kalian pada salah satu peristiwa yang dianggap kalian paling menarik!

Text Box:  C. SOSIALISASI BUDAYA POLITIK
Suatu kebudayaan akan terus berkembang dan tidak akan =snail jika di dalam masyarakat terjadi proses penanaman nilai-nilai kebudayaan kepada setiap anggota masyarakat mulai dari anak­anak sampai kepada orang tua. Penanaman nilai tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa kebudayaan itu penting bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu subsistem dari kebudayaan, budaya politik dalam mernpertahankan jati dirinya juga memerlukan suatu proses yang menekankan pada penanaman nilai-nilai politik kepada setiap anggota masyarakat. Proses tersebut sering dinamakan sosialisasi budaya politik.
Gam bar 1.2
Kegiatan pembelajaran di sekolah pada hakikatnya
merupakan proses sosialisasi budaya politik
(Somber: Republika, 24 September 2004)
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari materi tentang sosialisasi budaya politik. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kalian mampu mendeskripsikan makna sosialisasi kesadaran politik dan menguraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik.
1. Makna sosialisasi kesadaran politik
Tahukah kalian apa makna kesadaran politik itu? Seringkah kalian mendengar istilah tersebut? Jika kalian belum mengetahui atau belum mendengar sekalipun, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kalian akan diperkenalkan dengan konsep kesadaran politik.
Budaya politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaran politik. Pada hakikatnya budaya politik merupakan cerminan dari kesadaran politik suatu masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku. Apa sebenarnya kesadaran politik itu?
Kesadaran politik atau dalam istilah asing disebutpaitica/ auiwa•ness. Menurut pandangan M. Tappan, kesadaran politik merupakan proses batin yang menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara. Kesadaran politik atau keinsyafan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan, mengingat begitu kompleks dan beratnya tugas yang di pikul negara dalam hal ini para penyelenggara negara. Karena itu, tanpa dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, akan banyak tugas-tugas negara yang terbengkalai.
Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan perniiihan umum. Akan tetapi diukurjuga dari peran serta mereka dalam mengawasi atau mengoreksi kebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan pemerintahan. Setiap masyarakat mempunyai kesadaran politik yang berbeda-beda. Kesadaran politik masyarakat sangat tergantung pada Tatar belakang pendidikannya. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung

mernpunyai kesadaran politik yang relatif tinggi. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang tingkat pendidikan_nya rendah, maka kesadaran politiknya pun relatifrendah sehingga memerlukan pembinaan.
Nab, bagaimana cara untuk menciptakan kesadaran politik? Kesadaran politik dapat tercipta salah satunya melalui sosialisasi politik (political socialization). Menu rut kalian„ apa sebenarnya sosialisasi politik itu?
Secara umum sosialisasi politik dapat diartikan sebagai proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan oleh suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai media perantara seperti keluarga, sekolah, partai politik, media massa, dan sebagainya supaya tercipta masyarakat yang memiliki kesadaran politik. Banyak pakar yang mendefinisikan sosialisasi politik, di antaranya:
a.        Michael Rush don Phillip Althoff, mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
b.        Fred. I Greenstein, menyatakan bahwa sosialisasi politik merupakan penanaman informasi, nilai­nilai. dan praktek-praktek politik yang disengaja dilakukan oleh badan-badan instruksional secara formal.
c.        David Easton dan Jack Dennis, memandang bahwa sosialisasi politik merupakan suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
d.       Jack Plano, mengungkapkan sosialisasi politik sebagai suatu proses belajar di mana setiap individu metnperoleh orientasi-orientast berupa keyakinan, perasaan, dan komponen-komponen nilai pemerintahan dan kehidupan politik. Dart sudut pandang masyarakat, sosialisasi politik adalah cara memelihara atau mengubah kebudayaan politik.
e.        Almond dan Powell. mengartikan sosialisasi politik sebagai proses di mana sikap-sikap dan nilai­nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa, dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan politik tertentu.
f.         Hyman, menyimpulkan bahwa sosialisasi politik merupakan cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatannya yang cliketengahkan melalui berbagai macam bad an masyarakat.
Apo keterkaitan antara kesadaran politik dengan sosialisasi politik? Perlu diketahui bahwa kesadaran politik pada hakikatnya merupakan keinsyafan setiap individu atau masyarakat akan pentingnya nilai-nilai politik. Nilai-nilai politik tersebut tidak diperoleh seseorang dengan sendirinya melainkan melalui proses sosialisasi politik yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran mengenai semua hal tentang politik. Dengan kata lain kesadaran politik merupakan hasil dart sosialisasi politik yang dilakukan oleh agen-agen atau lembaga-lembaga sosialisasi politik. Dengan demikian sosialisasi kesadaran politik mengandung makna proses penyadaran seorang individu atau masyarakat untuk memiliki minat den perhatian terhadap semua kegiatan politik yang thylangsung dalam suatu sistem politik yang berlangsung di lingkungannya yang ditunjukkan dengan berbagai partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam hal pengawasan dan pengoreksian berbagai kebijakan politik dart nega ranya.
Nah, setelah membaca uraian di atas tentunya kalian telab metnperoleh gambaran mengenai kesadaran politik. Coba kalian tulis dalam beberapa kalimat bagaimana kesadaran politik di ri kalian saat ini! Kalian boleh meminta pendapat teman dalam menilai kesadaran politik diri kalian sendiri.

C. SOSIALISASI BUDAYA POLITIK
Suatu kebudayaan akan terus berkembang dan tidak akan musnah jika di dalam masyarakat terjadi proses penanainan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap anggota masyarakat mulai dari anak­anak sarnpai kepada orang tua. Penanaman nilai tersebut dilakukan sebagai upaya untuk xnenyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa kebudayaan itu penting bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu subsistem dari kebudayaan, budaya politik dalam mempertaliankan jati dirinya juga memerlukan suatu proses yang menekankan pada penanaman nilai-nilai politik kepada setiap anggota masyarakat. Proses tersebut sering dinamakan sosialisasi budaya politik.
Gambar 1.2
Kegiatan porn belajaran di seholah pada hakikatnya merupakan proses sosialisasi budaya
fSumber: Republika, 24 September 2004)
Pada bagian ini kalian akan dirxjak untuk mempelajari materi tentang sosialisasi budaya politik. Setelab mempelajari materi ini, diharapkan kalian mampu mendeskripsikan makna sosialisasi kesadaran politik dan menguraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik.
1. Makna sosialisasi kesadaran politik
Tahukah kalian apa makna kesadaran politik itu? Seringkah kalian mendengar istilah tersebut? Jika kalian belum mengetahui atau belum mendengar sekalipun, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kalian akan diperkenalkan dengan konsep kesadaran politik.
Budaya politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaran politik. Pada hakikatnyabudaya politik merupakan cerminan dari kesadaran politik suatu masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku. Apa sebenarnya kesadaran politik itu?
Kesadaran politik atau dalam istilah asing disebut political awwarness. Menurut pandangan M. Taopan, kesadaran politik merupakan proses batin yang menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara. Kesadaran politik atau keinsyafan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan, mengingat begitu kompleks dan beratnya tugas yang dipikul negara dalam hal ini pare penyelenggara negara. Karena itu, tanpa dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, akan banyak tugas-tugas negara yang terbengkalai.
Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi mereka claim kegiatan pemilihan umum. Akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi atau mengoreksi kebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan pemerintahan. Setiap nxasyarakat mempunyai kesadaran politik yang berbeda-beda. Kesadaran politik masyarakat sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung

mempunyai kesadaran politik yang relatif tinggi. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang tingkat
pendidikannya rendah, maka kesadaran politiknya pun relatif rendah sehingga memerlukan pembinaan.
Nah, bagaimana cara untuk men ciptakan kesadaran politik? Kesadaran politik dapat tercipta salah satunya melalui sosialisasi politik (political socialization). Menurut kalian, apa sebenarnya sosialisasi politik itu?
Secara umum sosialisasi politik dapat diartikan sebagai proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan oleh suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai media perantara seperti keluarga, sekolah, partai politik, media massa, dan sebagainya supaya tercipta masyarakat yang memiliki kesadaran politik. Banyak pakar yang mendefinisikan sosialisasi politik, di antaranya:
a.          Michael Rush dan Phillip Althoff, mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap .gejala-gejala politik.
b.          Fred. I Greenstein, menyatakan bahwa sosialisasi politik merupakan penanaman informasi, nilai­nilai, dan praktek-praktek politik yang disengaja dilakukan oleh badan-badan instruksional secara formal.
c.          David Easton dan Jack Dennis, mernandang bahwa sosialisasi politik merupakan suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
d.         Jack Plano, mengungkapkan sosialisasi politik sebagai suatu proses belajar di mana setiap individu memperoleh orientasi-orientasi berupa keyakinan, perasaan, dan komponen-komponen nilai pemerintahan dan kehidupan politik. Dari sudut pandang masyarakat, sosialisasi politik adalah cara memelihara atau mengubah kebudayaan politik.
e.          Almond dan Powell, mengartikan sosialisasi politik sebagai proses di mana sikap-sikap dan nilai­nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa, dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan politik tertentu.
f.           Hyman., menyimpulkan bahwa sosialisasi politik merupakan cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan clengan posisi-posisi kemasyarakatannya yang diketengahkan melalui berbagai macam badan masyarakat.
Apa keterkaitan antara kesadaran politik dengan sosialisasi politik? Perlu diketahui bahwa kesadaran politik pada hakikatnya merupakan keinsyafan setiap individu atau masyarakat akan pentingnya nilai-nilai politik. Nilai-nilai politik tersebut tidak diperoleh seseorang dengan sendirinya melainkan melalui proses sosialisasi politik yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran mengenai semua hal tentang politik. Dengan kata lain kesadaran politik merupakan hasil dari sosialisasi politik yang dilakukan oleh agen-agen atau lembaga-lembaga sosialisasi politik. Dengan demikian sosialisasi kesadaran politik mengandung makna proses penyadaran seorang individu atau masyarakat untuk memiliki minat dan perhatian terhadap semua kegia.tan politik yang berlangsung dalam suatu sistem politik yang berlangsung di lingkungannya yang ditunjukkan dengan berbagai partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam hal pengawasan dan pengoreksian berbagai kebijakan politik dari negaranya.
Nah, setelah membaca uraian di atas tentunya kalian telah memperoleh gambaran mengenai kesadaran politik. Coba kalian tulis dalam beberapa kalimat bagaimana kesadaran politik diri kalian saat ini! Kahan boleh memint.a pendapat teman dalam menilai kesadaran politik diri kalian sendiri.
Kesadaran politik saya:

2. Mekanisme sosialisasi budaya politik
Pada bagian sebeluninya kalian telah dapat menyimpulkan bahwa budaya politik terbentuk melalui sosialisasi politik. Nah, tahukah kalian bagaimana inekanismenya? Panting kiranya kalian mengetahui mekanisme sosialisasi pembentukan dan pengembangan budaya politik, untuk memperkuat kesadaran politik yang telah terbentuk pada di ri kalian. Pada bagian ini akan dipaparkan mekanisme proses tersebut.
Mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik sarna dengan mekanisme sosialisasi politik, karena budaya politik terbentuk melalui proses sosialisasi politik. Mekanisme sosialisasi budaya politik mengandungpengertian berupa cara-cara atau telcaik penanaman atau pembentukan nilai-nilai politik kepada individu atau anggota masyarakat untuk memperkuat dan mengarahkan orientasi politik yang telah ada dalam dirinya. Menurut Robert Le Vine terdapat tiga mekanisme sosialisasi pengembangan buclaya politik, yaitu irraitasi, instruksi, dan motivasi. Irraitccsi, yaitu proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individu-individu lain, dan merupakan hal yang amat panting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak. instruksi mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran balk secara formal (di sekolah ), informal tpenclidikan di keluarga)maupun dalam bentuk nonformal (diskusi-diskusi kelompok, organisasi, dan sebagainya). Sedangkan motivasi, merupakan mekanisme proses sosialisasi yang dikaitkan dengan pengalaman individu pada umumnya yang secara langsung mendorong dirinya untuk belajar dari pengalaman-pengalamannya mengenai tindakan-tindakan yang sesuai dengan sikap-sikap clan pendapatnya sendiri.
Ketiga mekanisme di at.as tidak bisa berjalan tanpa dibantu oleh agen-agen atau lembaga-lembaga yang bertugas menjalankan sosialisasi politik. Apa saja agen-agen sosialisasi politik itu? Berikut ini dipaparkan beberapa agen sosialisasi politik, yaitu:
Keluarga merupakan agen pertama yang sangat menentukan pola pembentukan nilai-nilai politik bagi seorangindividu. Di dalam keluarga ditanamkan bagaimana menghargai kewenangan ayah dan ibu serta orang yang lebih tua. Selain itu Pula ditanamkan nilai-nilai atau keyakinan politik dari orang tua baik secara langsung ataupun tidak langsung. Anak dapat mendengarkan pembicaraan orang tua mengenai partai politik atau organisasi tempat kedua orang tuanya menjalankan aktifitas politiknya, serta partai politik yang dipilih oleh orang tuanya dalam pemilihan umum terakhir. Anak juga dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa politik yang diminati kedua orang tuanya. Misalnya, kalau orang tuanya menyukai partai politik tertentu, tentu saja atribut parpol tersebut (seperti logo, simbol, seragam, bendera atau pamflet) akan terpasang di rumah. Dari sinilah nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak dan sikap serta orientasi politik anak sudah mulai terbentuk.
Gambar 1,3
Salah sate beittuk penanaman             politik di keluarga
(Su pnkrr Dokumtn Armlet), 2006)

Sebuah keluarga yang selalu m e nakank kerai.tuhan dan hormat kepada orang tua secara kental bahkan berlebihan, bisa jadi di dalarn keluarga tOl']-LrA)Lit alum terbentuk budaya politik parokial atau subjek. Sedangkan bila sebuah keluarga terbuka dan memberikan peluang kepada anak untuk ikut terlibat dalam diskusi keluarga clan orang tun membuka dirinya untuk dikritisi anaknya, maka bisa jadi di dalam keluarga tersebut akan terbentuk budaya politik partisipan atau budaya politik demokratik.
Ketika waktunya masuk sekolah, disaclari atau tidak, anak pun belajar tentang nilai-nilai, norma dan atribut negaranya. Proses penget.ahuan politik siswa inulai terbentuk semenjak Taman Kanak­Kanak. Di sekolah ada gambar prasiden, wakil presiden dan tidak jarang- di pasang juga gambar tokoh­t.okoh yang lain. Ketika memasuki sekolah dasar s:tinpai ke jenjang sekolah nlenengah (SMP dan SMA) bahkan perguruan tinggi, peniahaman nilrii nil 3i politik siswa terus dit.ingkatkan terutarna melalui math pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (civics education). Dengan clemikian siswa telah raemperoleh pengetahuan awal tenttang keh i dupan poi it ik secara clini dan nilai nilai politik yang benar dari sudut Pandang akadem is.
Gant bar 1.4
Diskusi kelas sebag,ai sato h sato pengentbangan budayo politik di sekolah
1----"Menurut Carl J. Friederich, partai politik aclalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguaaaan ini memberikan manfaat yang bersifat idiil atau materiil kepada para anggotanyas Pendirian partai politik biasanya didorong oleh adanya persamaan kepentingan, persamaan cita-cita politik dan persamaan keyakirlail keagamaan.
Secara umum partai politik mem putryai fungsi sebagai sarana:
1)      Kornunikasi politik. Dengan fungsi ini partai politik berperan sebagai penyalur aspirasi rakyat, menggabungkan berbagai kepentingan clan merumuskan kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Selanjutnya partai                                                               akon mernperjuangkan agar aspirasi rakyat tersebut
dapat dijadikan kebijakan unlurn oleh pernerintah.
2)      Sosialisasi politik. Dengan fungsi ini partai politik berperan sebagai sarana untuk memberikan penanaman nilai-nilai, norma dan sikap serta orientasi terhaclap persoalan politik tertentu. Partai politik mendidik anggota-anggota nya untuk menjadi manusia yang sadar akan tanggungjawabnya sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan nasional.

Sosialisasi politik yang dilakukan partai politik biasanya dalam bentuk ceramah-ceramah penerangan, kursus leader, dan sebagainya.
31 Rekruituren politik. Dengan fungsi ini partai politik mencari dan mengajak orang-orang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota-anggota dari partai.
4) Pengatur konflik. Dengan fungsi ini partai politik berfungsi untuk mengatasi berbagai macam konflik yang muncul sebagai konsekuensi dari negara demokrasi yang di dalaninya terdapat persaingan dan perbedaan pendapat.
Selain sarana keluarga, sekolah, dan partai politik, sosialisasi politik juga dapat dilakukan melalui peristiwa sejarah yang telah berlangsung (perjuangan tokoh-tokoh politik pada masa lampau ). Selain itu juga individu dapat memperoleh sosialisasi politik dari media massa, termasuk televisi, radio, majalah dan surat kabar, serta dapat mengikuti berbagai seminar, dialog, dan debat politik yang pada hakikatnya merupakan sarana sosialisasi politik.
Melalui keluarga, sekolah, partai politik, dan media lainnya, seorang individu dan kelompok masyarakat memperoleh nilai-nilai politik. Dalam sebuah sistem politik yang ditandai dengan peranan negara yang begitu dominan dalam pembentukan nilai dan norm a politik, maka keyakinan dan nilai yang ditanamkan adalah keyakinan dan nilai yang diyakini oleh penguasa negara, sehingga budaya politik yang berkembang dalam sistem politik tersebut adalah budaya politik parokial-kaula. Sebaliknya, dalam sebuah negara yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk mandiri dalam menemukan nilai dan keyakinan politiknya, maka di negara tersebut akan berkembang budaya politik yang partisipan atau demokratik.
Latihan Soalle
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1.    Apakah yang dimaksud dengan kesadaran politik? Jelaskan!
2.    Apakah yang dimaksud dengan sosialisasi politik? Jelaskan!
3.    Jelaskan keterkaitan antara kesadaran politik dengan sosialisasi politik!
4.    Jelaskan makna sosialisasi kesadaran politik!
5.    Keinukakan tiga mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik menu r ut Robert Le Vine! Jelaskan!
6.    Deskripsikan secara singkat sosialisasi pengembangan budaya politik yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, dan partai politik!
Tugas1'
Carilah informasi kepada pengurus partai politik yang ada di sekitar sekolah atau tempat tinggalmu mengenai bentuk sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik tersebut. Laporkan hasil wawancarainu secara tertulis!
D. BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Dari ketiga tipe budaya politik yang diuraikan pada bagian sebelumnya, budaya politik partisipan mempunyai pengaruh yang teramat penting dalam pembang-unan politik suatu negara. Budaya politik

rtisipan merupakan tipe budaya politik ideal, di mana dalam budaya politik ini orientasi politik -akyat tidak hanya bersifat kognitif atau afektif saja, tetapi suclah merupakan orientasi politik yang :arsifat evaluat.if yang ditandai dengan dimilikinya ketnampuan rakyat dalam menilai dan mengontrol
kebijakan clan para pmegang kekuasaan.
Pada bagian ini kalian akan diajak untuk mempelajari berbagai bentuk budaya politik partisipan. Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalianmainpu memberikan contoh budaya politik partisipan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan menunjukkan budaya politik yang :ertentangan dengan semangat pembangunan politik bangsa.
1. Bentuk-bentuk budaya politik partisipan
Pada hakekatnya membicarakan topik budaya politik partisipan sam a dengan membahas konsep partisipasi politik. Oleh karena itu dalam bagian ini, yang akan kalian kaji adalah konsep partisipasi politik. Pada pelajaran yang lalu di kelas X kalian telah belajar mengenai partisipasi politik. Kahan tentu saja masih ingat akan konsep tersebut bukan? Pada bagian ini kalian akan diajak lebih naemperdalam konsep partisipasi politik tersebut.
Partisipasi politik secara umum berarti keterlibatan seseoranglsekelompok orang dalam suatu kegiatan politik. Teori tentang partisipasi politik yang telah berkembang sejak tahun 1950-an. Banyak ilmuwan politik yang mendefinisikan partisipasi politik di antaranya sebagai berikut:
1)           Miriam Budiardjo, mendefinisikan partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok oranguntuk ikut serta secara aktifdalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pirnpinan negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).
2)           Michael Rush dan Phillip Althoff, mengatakan bahwa partisipasi politik ialali keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan dalam sistem politik.
3)           Herbert McClosky, mengungkapkan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, clan secara langsung atau tidak langsung. dalam proses pembentukan kehijakan umum.
4)           Norman H. Nie dan Sidney Verba, menyatakan bahwa partisipasi politik merupakan kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.
5)           Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang bertindak secara pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual dan kolektif. terorganisir atau spontan, mantap atau sporadic, secara damai atau kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.
Partisipasi politik mengan d ring sasaran yang ingin dituju, yaitu proses pembuatan keputusan politik. Dengan kata lain, partisipan (orang yang berpartisipasi politik) bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau tidak merugikannya.
Apabila kita telaah kembali berbagai pendapat dari para sarjana politik di atas, terdapat suatu kesamaandalam merurnuskan pengertian partisipasi politik. Mereka berpendapat bahwa pada dasarnya partisipasi politik itu merupakan kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah.
Dapat diambilkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara haik secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan send iri maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut menguntungkannya atau tidak merugikannya.

9entuk-bentuk partisin4s: politik
Budaya politik partisipan yang diwujudkan melalui partisipasi politik dapat terwujud dalam berbagai bentuk. Samuel Huntington dan Joan M. Nelson berhasil mengiclentifikasi empat bentuk partisipasi politik, yaitu sebagai berikut:
1)      Kegiatan pemilihan, yang mencakup memberikan suara, surnbangan-surnbangan untuk kampanye, bekerjn dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang anion, atau melakukan tindakan yang bertujuan mempengaru hi basil proses pemilihan.
2)      Lobbying, yaitu upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-peja bat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud untuk mempengaruhi keputusan­keputusan mereka mengenai person lan-persoal an yang menyangkut sejumlah besar orang. Misalnya, lobbying yang dilakukan oleh anggota DPR, atau yang dilakukan tokoh masyarakat kepada pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan di daerahnya.
3)      Kegiatan organisasi, yang menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi dengan tujuan utamanya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pemerintah.
4)      Meneari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh rnanfaat yang hanya dirasakan oleh satu orang atau beberapa orang saja.
51 Tindakan kekerasan, yaitu upaya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah clengan jalan menirnbulkan kerugian fisik terhadap pejabat petnerintahan atau harta benda. Kekerasan dapat ditujukan untuk me ngubah pimpinan politik (dalarn bentuk kudeta dan pembunuhan), mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah (dalarn bentuk huru-hara dan pemberontakan, atau rnengubah seluruh sistem politik (dalam bentuk revolusi). Kekerasan hanya dilakukan setelah tertutupnya kesempatan berpartisipasi politik secara damai.
Kegiatan politik yang tercakup dalam partisipasi politik terdiri dari berbagai bentuk. Hal ini -menyebabkan bervariasinya partisipasi politik sebagaimana yang digambarkan oleh Michael Rush dan Philip Althoff di bawah ini:

Text Box:  menduduki jabatan politik atau administratif
mencari jabatan politik atau administratif keanggotaan aktifsuatu partai politik keanggotaan pasifsuatu partai politik
keanggotaan aktifsuatu organisasi semu politik
keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik
partisipasi dalam rapat urnum, demonstrasi, dan sehagainya partisipasi dalam diskusi politik informal minat urnum dalam
vatting

apathi total
Garnbar 1.5 Suatu hierarki partisipasi politik

Pengelompokan hubungan hierarkis dari Rush clan Althoff hampir sama dengan piramida partisipasi politik yang dikemukakan David F.Roth dan Frank L. Wilson Adapun bentuk piramida partisipasi politik adalah sebagai berikut:
Text Box:  Text Box: Pejabat partaiText Box: sepenuh waktu.Text Box: Pemimpin partai/Text Box: kelompok kepentinganText Box: Petugas kampanye
Anggota aktifclari partai/
kelompok kepentingan.Text Box: Aktif dalam proyek-proyek sosialText Box: PartisipanText Box: Menghadiri rapat umum
Anggota partai/kelompok kepentingan.
Membicarakan masalah politik.Text Box: Mengikuti perkembangan politik rnelalui media masa.Text Box: Memberikan suara dalam pemiluText Box: Orang-orang yang apolitisText Box: PengamatText Box: AktivitasGambar 1.9 Pirarnida partisipasi politik
Biasanya diadakan perbedaan jenis partisipasi politik menurut frekuensi dan intensitasnya. Menurut pengamatan, orang yang mengikuti kegiatan secara tidak intensif, yaitu kegiatan yang tidak banyak menyita waktu dan biasanya tidak berdasarkan prakarsa sendiri, seperti mernberikan suara dalam Pemilu, besar sekali jumlahnya. Sebaliknya, kecil sekali juinlah orang yang secara aktif dan sepenuh waktu melibatkan dini dalam-politik. Kegiatan sebagai aktifis politik ini mencakup antara lain menjadi pimpinan clari partai atau kelompok kepentingan.
2. Peran aktif dalarn kehidupan politik
Peran aktif dalam kehidupan politik dapat kalian tampilkan mulai dari lingkungan sekolah, masyarakat serta lingkungan bangsa clan negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini dipaparkan contoh peran aktif yang dapat ditampilkan dalam lingkungan-lingkungan tersebut.
Dalarn kehidupan di lingkungan keluarga, kalian dapat menampilkan peran aktifnya dalam kehidupan politik dengan mengikuti berbagai kegiatan berikut ini:
1)      Musyawarah keluarga
2)      Pemasangan atribut-atribut kenegaraan pada waktu hari besar nasional seperti proklamasi kemerdekaan.
3)      Membaca dan mengikuti berbagai berita di televisi, radio, dan media massa lainnya terutama yang menyangkut peristiwa-peristiwa politik kenegaraan.

Dalai)] kehidupan di lingkungan sekolah, kalian dapat menampilkar peran aktifnya dalam kehidupan politik dengan mengikuti berbagai kegiatan berikut
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS, dan ketua organisasi ekstrakurikuler ieperti Pramuka, Pecinta Alain, PMR, Paskibra, dan sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler yang diikuti.
3) Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.
4) Membuat artikel yang berisikan aspirasi siswa yang dimuat di majalah dinding, buletin sekolah dan sebagainya.
Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat, kalian dapat menampilkan peran aktifnya dalam kehidupan politik dengan mengikuti berbagai kegiatan berikut ini:
1)    Forum warga
2)    Pemilihan ketua RT. RW, Kepala Desa, ketua organisasi masyarakat, dan sebagainya
31 Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW,.LMD, dan sebagainya.
Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan negara, kalian dapat menampilkan peran aktifnya dalam kehidupan politik dalam bentuk:
1)      Menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Union
2)      Menjadi anggota aktif Bari partai politik, kelompok penekan dan kelompok kepentingan tertentu
3)      Duduk dalam lembaga politik seperti MPR, DPR, dan DPD
41 Biasa berkomunikasi dengan wakil-wakil rakyat
5) Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi
6) Mempengaruhi para pembuat keputusan sehingga produk-produk yang dihasilkannya sesuai dengan aspirasi atau kepentingan masyarakat
7) Ikut aksi unjuk rasa secara damai
Latihan SoalAtS
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah in i secara singkat dan jelas!
1.          Mengapa budaya politik partisipan disamakan dengan konsep partisipasi politik? Jeiaskan!
2.          Kemukakan rumusan pengertian partisipasi politik dari Samuel Huntington dan Miriam Budiardjo! Analisis kedu a pengertian tersebut dengan menunjukkan persamaan dan perbedaannya!
3.          Jelaskan lima bentuk partisipasi politik yang dikemukakan oleh Samuel Huntington dan Joan M. Nelson!
4.          Gambarkan piramida partisipasi politik dari David F. Roth! Jelaskan!
5.          Kemukakan bentuk peran aktif yang dapat kalian tampilkan dalam kehidupan politik di berbagai lingkungan kehidupan!